KabarPublik- Rangkepanjaya
Meski program Sekolah Pranikah banyak warga Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang fan Bekasi) yang berminat, Pemkn Pemkotngot Depok hingga kini kesertaannya madih dibatasi hanya untuk warga berkartu tanda penduduk (Ber-KTP) Kota Depok.
Koordinator Ketahanan Remaja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A2KB) Kota Depok, Diah Trinasari memberikan materi di kegiatan Penguatan Kampung KB yang digelar Seksi Kemaspel Kelurahan Rangkepanjaya, Kamis (1/9/22).Hal itu diungkapkan Koordinator Ketahanan Remaja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A2KB) Kota Depok, Diah Trinasari di Kegiatan Penguatan Kampung KB Kelurahan Rangkepanjaya, Kecamatan Pancoran Mas (Panmas), Kamis ,(1/9/22).
Kegiatan Penguatan Kampung KB Kelurahan Rangkepanjaya, Kecamatan Pancoran Mas (Panmas) yang digelar Seksi Kemasyarakatan Pelayanan (Kemaspel) Kelurahan Rangkepanjaya dibuka resmi Lurah Rangkepanjaya, Zaenur Ahmad, Kamis ,(1/9/22).
Seusai pembukaan para peserta foto bareng Lurah Rangkepanjaya, Zaenur Ahmad, Kasie Kemaspel Kelurahan Rangkepanjaya, Rini Kariani Solihati dan nara sumber, Kamis (1/9/22).Zaenur mengapresiasi dan ucapan terima kasih atas terlaksananya kegiatan itu, apalagi mendapat respon positif dengan keikutsertaan karang taruna.
"Saya menilai kegiatan ini penting dan bermanfaat bagi peserta khusus karang taruna yang berencana ingin menikah," ucap Zaenur.
Kepala Seksi Kemasyarakatan Pelayanan (Kasie Kemaspel) Kelurahan Rangkepanjaya, Rini Kariani Solihati menjelaskan kegiatan Penguatan Kampung KB untuk mengevaluasi dan membuat perencanaan Kampung KB.
"Sesungguhnya kegiatan ini rangkaian dari kegiatan sebelumnya hanya saja beda pesertanya. Kali ini peserta lebih banyak kaum muda yang tergabung di dalam Karang Taruns," kata Rini.
Kegiatan Penguatan Kampung KBA diikuti 50 peserta terdiri dari karang taruna Kel. RJ , remaja dari rw 16,17,18 dan 19.
Terkait minat warga Jabotabek terhadap program Sekolah Pranikah, Dia mengakui, hingga kini masih tetap berminat terhadap program tersebut.
"Sampai angkatan 27 tahun ini saja.peminat program Sekolah Pranikah dari wilayah Jabotabek masih tetap ada," kata Diah.
Tertutupnya peluang bagi warga Jabotabek, menurut Diah, bentuk perhatian dari Pemkot Depok kepada warga ber-ktp kota Depok.
"Untuk itu kami berharap para peserta dan warga jangan membiarkan peluang program Sekolah Pranikah ini," tuturnya.
Menurut Diah, pada bulan September tahun ini Pemkot Depok membuka kembali program Sekolah Pranikah untuk angkatan 28, dengan setiap angkatan berjumlah 50 peserta.
"Syaratnya calon peserta berumur 20 tahun belum pernah menikah dan warga Depok ber-KTP Kota Depok," ujar Diah. (jaya)
0 Comments