KabarPublik-Balaikota
Memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia tingkat Kota Depok, Senin (31/5/21), Walikota Depok, Mohammad Idris ternyata pernah menjadi 'perokok berat' sejak SMP hingga kuliah di Arab Saudi.
Pernyataan itu diungkapkan Walikota dalam memberikan sambutan pada peringatan HTTS yang dibarengi Deklarasi dan Komitmen Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Kota Depok di ruang Teratai Balaikota Depok, Senin siang (31/5/21).
Walikota menuturkan, dirinya bisa berhenti merokok karena adanya paksaan dari dirinya sendiri setelah diancam teman kuliahnya akan melapor.ke rektor tempatnya kuliah.
Peserta deklarasi KTR"Saya dulu merokok mulai kelas tiga SMP, SMA sampai kuliah tingkat pertama, namun sejak saat itu sampai sekarang saya tidak lagi merokok setelah ada teman kuliah saya ngancam mau dilaporkan saya kepada rektor, dan sanksinya pasti saya dikeluarkan dari tempat saya kuliah, saat itu juga saya berkomitmen berhenti merokok sampai sekarang ini," kenang Idris.
Dia menceritakan, di Arab Saudi itu umumnya Wahabi, dan rokok dilarang. Berbeda dengan di Indonesia rokok dianggap makru.
Artinya ditinggalkan tidak apa-apa, namun bila diisap tidak mendapat pahala.
Walikota Depok mengungkap pula, saat ini Kota Depok bekerjasama dengan Kota Bogor dalam hal KTR.
Pemkot Depok juga dipercayakan WHO doundang sebagai pembicara pada bulan Oktober, Singapura jug ingin tahu kok Kota Depok bisa menerapkan KTR.
"Semua itu bisa asalkan adanya goodwill dari pimpinan wilayahnya. Jadi kembali lagi pada komitmen," pungkas walikota. (jaya)
0 Comments