KabarPublik-Jakarta
Direktorat Metrologi Ditjen PKTN Kementerian Perdagangan menyatakan kesiapannya dijadikan Laboratorium Pengujian Meter Kadar Air bagi kualitas biji kopi yang dihasilkan petani, pengusaha, pemilik kedai, Barista hingga kalangan akademisi.
Dalam Webinar terkait Hari Kopi Sedunia, Kamis, 1/10/2020) yang diikuti 850 peserta, Direktur Metrologi, Rusmin Amin, METR-ic (Metrologi Information Center) yang miliki itu bisa menjadi pusat layanan Kemetrologian.
"Bukan hanya untuk mengembangkan teknologi pengukuran tetapi juga memastikan alat ukur yang digunakan dalam pengolahan kopi sudah tepat & benar," ujar Rusmin Amin.
Untuk itu Rusmin mengajak pemilik Rumah Kopi Nusantara, Abdul Rochim, dan Ayu Siti Maryam selaku Indonesia Trade Promotion Center Sydney, bersama memanfaatkan METR-ic dalam meningkatkan kualitas kopi nasional berskala dunia.
Alasannya, sambung Ayu Siti Maryam, tren anjlok ekspor kopi Nusantara terutama Australia dalam dua (2) tahun terakhir bersebab penurunan kualitas. Katanya, nilai ekspor 2017 sebesar 22,2 juta dolar AS menurun menjadi 10,7 juta dolar AS pada 2019.
"Diperlukan kerja ekstra bagi stakeholder kopi untuk lebih meningkatkan mutu karena Australia sangat concern soal satu itu," ujarnya.
Sementara Abdul Rochim mengakui kualitas kopi ditentukan alat ukur yang tepat & benar mulai penanaman (farming), pematangan (roasting) & brewing, hingga terhidang di cangkir. "Selama ini kita tidak menyadari bagaimana akurasi pengukuran memengaruhi cita rasa kopi itu sendiri," ujar Erik, panggilan akrab Abdul Rochim.
Komponen Mutu
Ditempat terpisah Dirjen Perlindungan Konsumen & Tertib Niaga (PKTN) Kemendag, Veri Anggrijono, mengingatkan bahwa metrologi & standardisasi itu salah satu komponen infrastruktur mutu yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan ekspor nonmigas nasional.
"Ke depan, kami akan kembangkan sistem ketertelusuran untuk mendukung komoditi agrikultur nasional sehingga memiliki nilai tambah yang pada gilirannya mendukung ketahanan pangan," ujar Dirjen Veri Anggrijono.
Alasannya, Direktorat Metrologi bersama kepala daerah bekerjasamanya dioptimalkan dalam mendukung sentra-sentra produksi komoditas kopi atau bahkan hasil kebun lainnya melalui pengukuran, penakaran, dan penimbangan yang tepat.
Dalam proses pengolahan kopi dari bahan mentah menjadi kopi yang dinikimati dalam secangkir kopi. Pengukuran yang terlibat dalam rantai pengolahan kopi mulai dari komposisi, ukuran biji kopi, kadar air, takaran, tekanan dan temperatur akan mempengaruhi rasa dan aroma kopi. Dalam Webinar yang bertemakan ‘’VERIFICOFFEE: From a Cup of Coffee to Export Quantity and Quality’ pada tanggal 1 Oktober 2020 bertepatan dengan Hari Kopi Sedunia, Menurut Rusmin, menciptakan kopi yang berkualitas, dibutuhkan sebuah pengukuran, penakaran, dan penimbangan yang tepat dan akurat. ‘’Proses pembuatan kopi yang nikmat itu tidak hanya ditentukan oleh jenis kopi, varian biji kopi atau metode seduh. Tetapi mulai dari suhu air, takaran, tingkat kadar air dari biji, akan menentukan kualitas dari kopi yang kita minum. Dan ini sangat berhubungan erat dengan metrologi dan alat ukur yang digunakan. Kondisi yang setimbang atau Euilibrium Moisture Content merupakan salah satu kunci kenikmatan kopi itu sendiri.” lanjut Rusmin Amin yang didampingi oleh Tim Kreatif Direktorat Metrologi.
Dalam webinar ini, founder Rumah Kopi Nusantara, Abdul Rochim menambahkan, dari proses farming, roasting, dan brewing, metrologi ini sangat berkaitan. ‘’Kualitas kopi kita sangat ditentukan oleh alat ukur dan konsistensi dalam penggunaan alat ukur tersebut, dari proses penanaman kopi di kebun hingga terhidang di cangkir yang kita minum itu sangat berkaitan dengan metrologi," ujarnya.
Ketidaksesuaian atau ketidak konsistenan dalam penggunaan alat ukur yang digunakan, jelasnya, akan mempengaruhi citarasa dan kualitas kopi. "Selama ini kita tidak menyadari bagaimana akurasi pengukuran mempengaruhiu cita rasa kopi itu sendiri.” Ujar Abdul Rochim yang akrad disapa Pak Erik.
Rusmin Amin menambahkan bahwa penelitian dan pengembangan metode terkait kualitas kopi sangat dibutuhkan. Peralatan kopi yang murah dan sederhana sangat dibutuhkan untuk dapat membantu petani kopi untuk menghasilkan kopi yang berkualitas. “Teknologi digital, artificial intelegence, bisa dikembangkan untuk membantu menentukan kualitas kopi. Begitu pula dengan pengembangan gudang-gudang penyimpanan kopi dengan memperhatikan kadar air, kelembaban dan temperatur lingkungan sehingga dapat bertahan lama.” Ujar Rusmin Amin.
Ayu Siti Maryam selaku Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Sydney menyampaikan bahwa tren ekspor kopi Indonesia khususnya ke Australia mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam dua tahun terakhir, dengan nilai export di tahun 2017 sebesar 22,2 juta USD menjadi 10,7 juta USD di tahun 2019. “Diperlukan kerja ekstra bagi stakeholder kopi di Indonesia untuk lebih meningkatkan kembali nilai export kopi Indonesia ke Australia. Mutu kopi ini menjadi concern dari pihak Australia karena standar mereka untuk impor kopi ini sangat ketat. Dan diharapkan peningkatan mutu kopi dari peningkatan kualitas alat ukur yang digunakan dapat meningkatkan nilai ekspor kopi kita ke luar negeri termasuk Australia’’ ujar Ayu dalam Webinar yang diikuti oleh 850 peserta yang berasal dari Unit Metrologi Legal, akademisi, asosiasi kopi, pelaku usaha, peneliti, dan unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan.
“Apa yang dilakukan oleh Direktorat Metrologi hari ini dalam memberikan pengenalan bagaimana metrologi memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas kopi Indonesia membuka jendela pengetahuan baru bagi para pelaku usaha. Tentunya apabila ditindaklajuti bersama antara semua stakeholder akan membantu meningkatkan mutu komoditas kopi Indonesia di pasar Internasional. Peningkatan daya saing dan pengembangan produk/design ekspor seperti membentuk persepsi konsumen terhadap kualitas produk melalui kadar air, pengemasan, dan promosi kopi Indonesia memiliki potensi transaksi ekspor kopi Indonesia sebesar 330.400 USD ke Australia yang diperoleh dari Kopi Gayo Bedetak, the Q Coffee dan Opal Coffee.” Tambah Ayu.
Ditempat terpisah, Veri Anggriono Dirjen PKTN menyampaikan bahwa metrologi dan standardisasi merupakan salah komponen infrastruktur mutu yang dapat dikembangkan lebih jauh lagi sehingga dapat membantu Kementerian Perdagangan dalam meningkatkan ekspor non migas Indonesia.
“Ke depan, kami akan kembangkan sistem ketertelusuran untuk mendukung komoditi agrikultur Indonesia sehingga memiliki nilai tambah. Unit Metrologi Legal di kabupaten/kota yang merupakan sentra-sentra produksi komoditi akan dikembangkan untuk ini.” Ujar Rusmin Amin. Dengan demikian, metrologi akan mendukung Indonesia sebagai negara agraria dan mendukung ketahanan pangan melalui pengukuran, penakaran, dan penimbangan yang tepat. (jaya)
0 Comments